Twitter

Jumat, 21 Desember 2012

Potensi Aspergillus dalam Memelihara Bahan Organik dan Kesuburan Tanah

Tanah adalah sebuah komponen dari   keseluruhan ekosistem dan tidak dapat dilepaskan dari   kesehatan ekosistem tersebut. Di bidang pertanian, tanah yang sehat memiliki kondisi  fisik, kimia dan biologis optimal untuk produksi tanaman dan memiliki kesanggupan untuk menjaga kesehatan tanaman serta kualitas ekosistem yang mencakup air dan tanah. Dalam sejumlah kondisi, tanah yang sehat mungkin saja tidak berfungsi sebagai komponen ekosistem yang sehat karena  adanya penambahan komponen tanah yang tidak sehat dari luar tanah itu sendiri misalnya penambahan bahan kimia yang berlebihan atau pembuangan limbah toksik.

Aspergillus merupakan genus fungi yang mempunyai sebaran dan keanekaragaman yang luas. Raper dan Fennel (1965) dalam monografinya menyampaikan sedikitnya terdapat 150 spesies Aspergillus yang terbagi kedalam 18 kelompok, dengan sebaran yang luas baik di daerah kutub maupun tropik, atau pada setiap substrat dengan spora berhamburan di udara maupun tanah. Saat ini beberapa jenis fungi telah dimanfaatkan untuk mengembalikan kualitas/kesuburan tanah. Hal ini karena secara umum fungi mampu menguraikan bahan organik dan membantu proses mineralisasi di dalam tanah, sehingga mineral yang dilepas akan diambil oleh tanaman.

 

Bioetanol

Bioetanol pada umumnya terbuat dari bahan dasar pati-patian seperti singkong, adapula yang berbahan dasar tetes tebu, biomasa dan lain lain sejenisnya. Proses pembuatan bioetanol adalah dengan cara memfermentasikan bahan-bahan tersebut menjadi alkohol.
Produk bioetanol yang memenuhi standar, hampir bisa dikatakan tidak mempunyai efek samping yang merugikan selama di pakai memenuhi kriteria.
Ditinjau dari :
1. Proses pembuatan etanol :
Pembuatan bioetanol melibatkan proses fermentasi yang menghasilkan etanol dan limbah organik. Selama proses pengolahan limbah memenuhi kriteria yang telah ditentukan, tidak ada dampak lingkungan yang akan tercemari.

2. Pengaruh terhadap pemakaian Bioetanol pada mesin Saat ini telah dicoba di laboratorium, pemakaian bioetanol sampai dengan 10% (90% Premium + 10% bioetanol).

Hasil dari uji laboratorium menyimpulkan kelayakan pemakaian etanol sampai dengan 10% pada berbagai mesin otomotif (mohon lihat tabel di bawah). Pemakaian
bioetanol melebihi standard yang telah ditentukan dikhawatirkan akan berdampak negatif terhadap material mesin, seperti karet dan logam tertentu yang ada pada mesin.

3. Pengaruh produk bioetanol terhadap sosial dan ekonomi.

Bioetanol dapat dikonsumsi sebagai minuman keras, guna menghidari penyalahgunaan pemakaian harus dilakukan “denaturalisasi “ produk dengan cara memberi warna khusus kepada produk bioetanol.

Selain itu, untuk pemakaian sebagai bahan bakar disarankan sudah dicampur zat tertentu (misalnya bensin) untuk menghindari penyalahgunaan pemakaian. Dengan dipakainya
bioetanol sebagai Bahan Bakar Nabati, diharapkan akan berdampak positif terhadap ekonomi rakyat. Dalam hal ini masyarakat dapat terlibat dalam proses pengadaan bahan baku, maupun memproduksi bioetanol dalam skala kecil.