Berbagai
jenis tumbuhan lahan basah alami telah beradaptasi dan tumbuh baik di dalam air
atau tanah yang jenuh air. Tumbuhan lahan basah telah berevolusi agar hidup di
lingkungan yang didominasi oleh air melalui adaptasi struktur dan fisiologinya,
yaitu dengan membentuk jaringan lakuna atau aerenkhima di dalam akar dan
batangnya untuk pertukaran gas oksigen dari bagian batang ke akar. Perubahan
lain terlihat pada tumbuhan mengapung, yaitu dengan membentuk daun yang bulat
penuh untuk menjaga agar tidak sobek, tekstur seperti kulit yang kuat, dan
permukaan atas yang hidrofobik untuk menjaga agar tidak basah. Tidak seperti
pada tanaman darat pada umumnya, stomata tumbuhan mengapung ditemukan di bagian
sisi sebelah atas daun.
Beberapa tumbuhan lahan basah yang mampu melakukan adaptasi dilingkungan lahan basah diantaranya :
1.
Azolla; Azolla dikenal
mampu bersimbiosis dengan bakteri biru-hijau Anabaena azollae dan mengikat
nitrogen langsung dari udara. Penelitian tentang potensi tumbuhan perairan
untuk fitoremediasi, ternyata azolla mampu menyerap sianida 4.62 ppm dan Pb
dalam jumlah yang cukup tinggi.
2.
Eceng gondok; Eceng
gondok memiliki akar yang bercabang-cabang halus, permukaan akarnya digunakan
oleh mikroorganisme sebagai tempat pertumbuhan. Eceng gondok juga dapat
digunakan untuk menghilangkan polutan, karena fungsinya sebagai sistem filtrasi
biologis, menghilangkan nutrien mineral, untuk menghilangkan logam berat
seperti cuprum, aurum, cobalt, strontium, merkuri, timah, kadmium dan nikel.
Selain itu eceng gondok juga mampu mengakumulasikan Pb ke dalam jaringannya
dengan menggunakan mekanisme rizofiltrasi dan fitoekstraksi. Mekanisme ini
terjadi ketika akar tumbuhan mengabsorpsi larutan polutan sekitar akar ke dalam
akar, yang selanjutnya ditranslokasi ke dalam organ tumbuhan melalui pembuluh
xylem. Proses ini cocok digunakan untuk dekontaminasi zat-zat anorganik seperti
logam-logam berat.
3.
Kiambang; Kiambang
memiliki struktur tumbuh yang unik, beradaptasi dengan keadaan basah. Hidup
pada daerah yang selalu tergenang seperti sungai, selokan, waduk dan lain
sebagainya. Tumbuhan air ini memiliki keunikan dalam mengolah limbah organik.
Kemampuannya dalam mengolah limbah organik tidak diragukan lagi. Tumbuhan
berstolon ini menyerap makanan organiknya dengan cara penyerapan melalui akar
yang mirip rambut. Kiambang biasanya mengapung di permukaan air dan selalu
mengikut arah arus air. Oleh karena itu, jika berada di daerah yang kadar
airnya dapat turun hingga kering tumbuhan ini akan mati. Sedangkan pada
tumbuhan air yang lain seperti Eceng Gondok, apabila daerah yang ditempati
menjadi kering maka akar yang biasa mengapung akan menembus tanah dan mencari
cadangan air. Kiambang memiliki struktur yang berbeda dengan Eceng Gondok.
Tetapi memiliki perilaku perkembangbiakan yang sama yaitu menggunakan stolon
(tumbuh pada setiap sisi daun) (Hidayat, 2011).
Selain
itu tanaman yang juga mampu tumbuh dengan baik di lahan basah adalah gelam.
Keberadaan tanaman ini di Kalimantan Selatan sering ditemukan pada daerah
gambut. Penyebaran tanaman ini di lahan basah gambut mempengaruhi
keanekaragaman vegetasi lain yang tumbuh disekitarnya. Hal ini dikarenakan keberadaan
senyawa metabolit sekunder dalam serasah gelam yang bersifat racun bagi
tumbuhan lain dan mikroba pengurai. Selain itu, keberadaan gelam juga
mempengaruhi perubahan fisika kimia tanah gambut dan diduga ikut berperan
mempengaruhi kehadiran dan kelangsungan hidup jenis-jenis tumbuhan lain
disekitarnya (Dharmono, 2007).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar