Twitter

Jumat, 21 Desember 2012

Tumbuhan Lahan Basah



Berbagai jenis tumbuhan lahan basah alami telah beradaptasi dan tumbuh baik di dalam air atau tanah yang jenuh air. Tumbuhan lahan basah telah berevolusi agar hidup di lingkungan yang didominasi oleh air melalui adaptasi struktur dan fisiologinya, yaitu dengan membentuk jaringan lakuna atau aerenkhima di dalam akar dan batangnya untuk pertukaran gas oksigen dari bagian batang ke akar. Perubahan lain terlihat pada tumbuhan mengapung, yaitu dengan membentuk daun yang bulat penuh untuk menjaga agar tidak sobek, tekstur seperti kulit yang kuat, dan permukaan atas yang hidrofobik untuk menjaga agar tidak basah. Tidak seperti pada tanaman darat pada umumnya, stomata tumbuhan mengapung ditemukan di bagian sisi sebelah atas daun.

Beberapa tumbuhan lahan basah yang mampu melakukan adaptasi dilingkungan lahan basah diantaranya :
1.                  Azolla; Azolla dikenal mampu bersimbiosis dengan bakteri biru-hijau Anabaena azollae dan mengikat nitrogen langsung dari udara. Penelitian tentang potensi tumbuhan perairan untuk fitoremediasi, ternyata azolla mampu menyerap sianida 4.62 ppm dan Pb dalam jumlah yang cukup tinggi.
2.                  Eceng gondok; Eceng gondok memiliki akar yang bercabang-cabang halus, permukaan akarnya digunakan oleh mikroorganisme sebagai tempat pertumbuhan. Eceng gondok juga dapat digunakan untuk menghilangkan polutan, karena fungsinya sebagai sistem filtrasi biologis, menghilangkan nutrien mineral, untuk menghilangkan logam berat seperti cuprum, aurum, cobalt, strontium, merkuri, timah, kadmium dan nikel. Selain itu eceng gondok juga mampu mengakumulasikan Pb ke dalam jaringannya dengan menggunakan mekanisme rizofiltrasi dan fitoekstraksi. Mekanisme ini terjadi ketika akar tumbuhan mengabsorpsi larutan polutan sekitar akar ke dalam akar, yang selanjutnya ditranslokasi ke dalam organ tumbuhan melalui pembuluh xylem. Proses ini cocok digunakan untuk dekontaminasi zat-zat anorganik seperti logam-logam berat.
3.                  Kiambang; Kiambang memiliki struktur tumbuh yang unik, beradaptasi dengan keadaan basah. Hidup pada daerah yang selalu tergenang seperti sungai, selokan, waduk dan lain sebagainya. Tumbuhan air ini memiliki keunikan dalam mengolah limbah organik. Kemampuannya dalam mengolah limbah organik tidak diragukan lagi. Tumbuhan berstolon ini menyerap makanan organiknya dengan cara penyerapan melalui akar yang mirip rambut. Kiambang biasanya mengapung di permukaan air dan selalu mengikut arah arus air. Oleh karena itu, jika berada di daerah yang kadar airnya dapat turun hingga kering tumbuhan ini akan mati. Sedangkan pada tumbuhan air yang lain seperti Eceng Gondok, apabila daerah yang ditempati menjadi kering maka akar yang biasa mengapung akan menembus tanah dan mencari cadangan air. Kiambang memiliki struktur yang berbeda dengan Eceng Gondok. Tetapi memiliki perilaku perkembangbiakan yang sama yaitu menggunakan stolon (tumbuh pada setiap sisi daun) (Hidayat, 2011).
Selain itu tanaman yang juga mampu tumbuh dengan baik di lahan basah adalah gelam. Keberadaan tanaman ini di Kalimantan Selatan sering ditemukan pada daerah gambut. Penyebaran tanaman ini di lahan basah gambut mempengaruhi keanekaragaman vegetasi lain yang tumbuh disekitarnya. Hal ini dikarenakan keberadaan senyawa metabolit sekunder dalam serasah gelam yang bersifat racun bagi tumbuhan lain dan mikroba pengurai. Selain itu, keberadaan gelam juga mempengaruhi perubahan fisika kimia tanah gambut dan diduga ikut berperan mempengaruhi kehadiran dan kelangsungan hidup jenis-jenis tumbuhan lain disekitarnya (Dharmono, 2007).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar